Kata Hubung (konjungsi)

Assalamu'alaikum Wr Wb

Jika ditinjau dari segi bahasa, pengertian kata adalah morfem atau kombinasi morfem yang oleh bahasawan dianggap sebagai satuan terkecil yang dapat diujarkan sebagai bentuk yang bebas.
Atau dengan definisi lain, sebuah satuan bahasa yang dapat berdiri sendiri, terjadi dari morfem tunggal (misalnya pendatang, pembuat, mahakuasa).
Kata terbagi ke dalam beberapa jenis. Salah satunya ialah konjungsi, atau kata sambung.

Konjungsi

Konjungsi (kata hubung) adalah kata tugas yang menghubungkan dua klausa atau lebih. Konjungsi disebut juga dengan istilah kata sambung, kata hubung, dan kata penghubung.
Kata penghubung adalah kata tugas yang menghubungkan antar klausa, antar kalimat, dan antar paragraf.
Kata penghubung antar klausa biasanya terletak di tengah-tengah kalimat, sedangkan kata penghubung antar kalimat di awal kalimat (setelah tanda titik, tanda seru, atau tanda tanya), dan kata penghubung antar paragraf letaknya di awal paragraf.

Fungsi Konjungsi

Berdasarkan pengertian di atas, dapat kita simpulkan kata pengubung atau konjungsi memiliki fungsi sebagai berikut:
1. Menghubungkan kata dengan kata. 
2. Menghubungkan frasa dengan frasa. 
3. Menghubungkan klausa dengan klausa. 
4. Menghubungkan kalimat dengan kalimat.
5. Menghubungkan paragraf dengan pragraf (konjungsi antarparagraf dinamakan transisi).

Jenis Konjungsi

Macam-macam kata penghubung dan fungsinya:
1. Kata Penghubung Aditif (gabungan), adalah konjungsi koordinatif yang berfungsi menggabungkan dua kata, frasa, klausa, atau kalimat dalam kedudukan yang sederajat, misalnya: dan, lagi, lagi pula, dan serta.

2. Kata Penghubung Pertentangan, merupakan konjungsi koordinatif yang menghubungkan dua bagian kalimat yang sederajat dengan mempententangkan kedua bagian tersebut. Biasanya bagian yang kedua menduduki posisi yang lebih penting daripada yang pertama, misalnya: tetapi, akan tetapi, melainkan, sebaliknya, sedangkan, padahal, dan namun.

3. Kata Penghubung Disjungtif (pilihan), merupakan konjungsi koordinatif yang menghubungkan dua unsur yang sederajat dengan memilih salah satu dari dua hal atau lebih, misalnya: atau, atau….atau, maupun, baik…baik…, dan entah…entah…

4. Kata Penghubung Temporal (waktu), menjelaskan hubungan waktu antara dua hal atau peristiwa. Kata-kata konjungsi temporal berikut ini menjelaskan hubungan yang tidak sederajat, misalnya: apabila, bila, bilamana, demi, hingga, ketika, sambil, sebelum, sampai, sedari, sejak, selama, semenjak, sementara, seraya, waktu, setelah, sesudah, dan tatkala.

5. Kata Penghubung Final (tujuan), adalah semacam konjungsi modalitas yang menjelaskan maksud dan tujuan suatu penistiwa, atau tindakan. Kata-kata yang biasa dipakai untuk menyatakan hubungan ini: supaya, guna, untuk, dan agar.

6. Kata Penghubung Sebab (kausal), menjelaskan bahwa suatu peristiwa terjadi karena suatu sebab tertentu. Bila anak kalimat ditandai oleh konjungsi sebab, induk kalimat merupakan akibatnya. Kata-kata yang dipakai untuk menyatakan hubungan sebab adalah sebab, sebab itu, karena, dan karena itu.

7. Kata Penghubung Akibat (konsekutif), menjelaskan bahwa suatu peristiwa terjadi akibat suatu hal yang lain. Dalam hal ini anak kalimat ditandai konjungsi yang menyatakan akibat, sedangkan peristiwanya dinyatakan dalam induk kalimat. Kata-kata yang dipakai untuk menandai konjungsi akibat adalah sehingga, sampai, dan akibatnya.

8. Kata Penghubung Syarat (kondisional), menjelaskan bahwa suatu hal dapat terjadi bila syarat-syarat yang disebutkan itu dipenuhi. Kata kata yang menyatakan hubungan ini adalah jika, jikalau, apabila, asalkan, kalau, dan bilamana.

9. Kata Penghubung Tak Bersyarat, menjelaskan bahwa suatu hal dapat terjadi tanpa perlu ada syarat-syarat yang dipenuhi. Kata-kata yang termasuk dalam konjungsi ini adalah walaupun, meskipun, dan biarpun.

10. Kata Penghubung Perbandingan, berfungsi menghubungkan dua hal dengan cara membandingkan kedua hal itu. Kata kata yang sering dipakai dalam konjungsi ini adalah sebagai, sebagaimana, seperti, bagai, bagaikan, seakan-akan, ibarat, umpama, dan daripada.

11. Kata Penghubung Korelatif, menghubungkan dua bagian kalimat yang mempunyai hubungan sedemikian rupa sehingga yang satu langsung mempenganuhi yang lain atau yang satu melengkapi yang lain. Dapat juga dikatakan bahwa kedua kalimat mempunyai hubungan timbal-balik. Kata-kata yang yang menyatakan konjungsi ini adalah semakin ….. . semakin, kian .. . kian…,bertambah … bertambah . . , tidak hanya… ….,tetapi juga…, sedemikian rupa…, sehingga…, baik…, dan maupun.

12. Kata Penghubung Penegas (menguatkan atau intensifikasi), berfungsi untuk menegaskan atau meningkas suatu bagian kalimat yang telah disebut sebelumnya. Termasuk di dalam konjungsi hal-hal yang menyatakan rincian. Kata-kata yang termasuk dalam konjungsi ini adalah bahkan, apalagi, yakni, yaitu, umpama, misalnya, ringkasnya, dan akhirnya.

13. Kata Penghubung Penjelas (penetap), berfungsi menghubungkan bagian kalimat terdahulu dengan perinciannya. Contoh kata dalam konjungsi ini adalah bahwa.


14. Kata Penghubung Pembenaran (konsesif), adalah konjungsi subondinatif yang menghubungkan dua hal dengan cara membenarkan atau mengakui suatu hal, sementara menolak hal yang lain yang ditandai oleh konjungsi tadi. Pembenaran dinyatakan dalam klausa utama (induk kalimat), sementara penolakan dinyatakan dalam anak kalimat yang didahului oleh konjungsi seperti, meskipun, walaupun, biar, biarpun, sungguhpun, kendatipun, dan sekalipun.

15. Kata Penghubung Urutan, Konjungsi ini menyatakan urutan sesuatu hal. Kata-kata yang termasuk dalam konjungsi ini adalah mula-mula, lalu, dan kemudian.

16. Kata Penghubung Pembatasan, menyatakan pembatasan terhadap sesuatu hal atau dalam batas-batas mana perbuatan dapat dikerjakan, misalnya kecuali, selain, dan asal.

17. Kata Penghubung Penanda, menyatakan penandaan terhadap sesuatu hal. Kata-kata yang ada dalam konjungsi ini adalah misalnya, umpama, dan contoh. Konjungsi lain yang masih merupakan konjungsi penanda yaitu konjungsi penanda pengutamaan. Contoh kata-kata konjungsi ini adalah yang penting, yang pokok, paling utama, dan terutama.

18. Kata Penghubung Situasi, menjelaskan suatu perbuatan terjadi atau berlangsung dalam keadaan tertentu. Kata-kata yang dipakai dalam konjungsi ini adalah sedang, sedangkan, padahal, dan sambil.

Contoh Kalimat yang Menggunakan Konjungsi

Ada berbagai macam kata penghubung (konjungsi) untuk menghubungkan kata atau kalimat dalam bahasa Indonesia. Penggunaan kata penghubung disesuaikan dengan konteks kalimatnya. Berikut ini contoh kalimat yang menggunakan kata penghubung dan, atau, tetapi, namun, sedangkan, sehingga, agar, jika, ketika, seandainya, karena, dan bahwa. Masing-masing kata penghubung ada 5 kalimat.

Dan
– Ayah membeli baju dan celana.
– Andik sedang tidur dan Kaka sedang tidur.
– Wahyu dan Krisna sedang belajar bersama.
– Ali suka daging kambing dan daging ayam.
– Dion ingin membeli tas, buku, dan sepatu.

Atau
– Ani bingung mau membeli sepatu atau tas.
– Kuliah atau tidak yang penting sukses.
– Berhasil atau tidak yang penting sudah berusaha.
– Ria bingung mau ambil jurusan IPA atau IPS.
– Dina harus memutuskan mau kuliah jurusan akuntansi atau biologi.

Tetapi
– Udin anak yang pintar tetapi malas.
– Pak Karno orang kaya tetapi tidak sombong.
– Dia keras kepala, tetapi sebenarnya hatinya baik.
– Roy ingin kuliah tetapi terkendala masalah biaya
– Bagas ingin pergi bermain, tetapi ibunya melarang.

Namun
– Sudah lama ia ingin kembali ke jalan yang benar. Namun, godaan dunia yang begitu dahsyat membuatnya         semakin terlena.
– Ia masuk penjara karena kasus korupsi. Namun, ia bisa keluar dari penjara dengan cepat.
– Ia telah bekerja keras semaksimal mungkin untuk menafkahi keluarganya. Namun, penghasilannya masih          belum mencukupi kebutuhan keluarganya.
– Pengendara motor sebenarnya dilarang melintasi trotoar. Namun demikian, masih banyak pengendara motor        yang melanggar larangan itu.
– Sudah berkali-kali ia mendapatkan teguran dari sekolah tempat ia belajar. Namun demikian, ia masih saja            membuat ulah di sekolah.

Sedangkan
– Ani pintar matematika, sedangkan Budi pintar bahasa Inggris.
– Tono ingin menjadi polisi, sedangkan Toni ingin menjadi pilot.
– Jarwo membawa sapu, sedangkan Roni tidak membawa apa-apa.
– Dudung ingin menikah lagi, sedangkan istrinya tidak mengizinkannya.
– Deni memakai kemeja, sedangkan Doni memakai kaos lengan panjang.

 Sehingga
– Ia malas belajar sehingga ia tidak naik kelas.
– Hukum bisa dibeli sehingga koruptor bisa bebas dari penjara lebih cepat.
– Sudah beberapa hari ini Farah sering sakit perut sehingga ibunya khawatir.
– Ia ketahuan mencuri ayam sehingga ia digiring ke kantor polisi.
– Nabila belum juga pulang sehingga ibunya khawatir.

 Agar
– Siswa harus rajin belajar agar mendapatkan nilai yang tinggi.
– Ia harus banyak beristirahat agar cepat sembuh.
– Joko harus berprestasi agar ibunya bangga.
– Koruptor harus dihukum berat agar jera.
– Pemerintah harus lebih memikirkan rakyat agar rakyatnya sejahtera.

jika
– Hasan tidak bisa membayar biaya kuliah jika ia tidak bekerja.
– Ia akan dikeluarkan dari sekolah jika ia melanggar peraturan sekolah lagi.
– Jika Tian punya banyak uang, ia akan membeli mobil.
– Jika Narto lulus SMA, ia akan melanjutkan kuliah.
– Ia tak mau membantu jika ia tidak diberi uang. Ketika
– Ayah pulang ketika Andi sedang tidur.
– Dodi hampir tertabrak mobil ketika menyeberang jalan.
– Linda bermain ayunan ketika ibunya memasak.
– Trio bertemu temannya ketika berada di kebun binatang.
– Jono menemukan dompet ketika pulang sekolah.

seandainya
– Seandainya Mualimin tidak datang terlambat, pasti ia tidak akan mendapat hukuman.
– Seandainya Nanang mau menikah dengan wanita pilihan ibunya, pasti ibunya tidak akan sesedih ini.
– Seandainya Joni tidak menghambur-hamburkan uang, pasti ia sudah bisa membeli sepeda motor.
– Seandainya Hamdan punya istri, pasti hidupnya akan lebih bahagia.
– Seandainya Ardan tidak mau jadi ketua kelas, Fandi mau menggantikannya.

Karena
– Anto tidak berangkat sekolah karena sakit.
– Ina tidak ikut ayahnya pergi ke Surabaya karena ingin menemani ibunya di rumah.
– Ia tidak sekolah karena tidak punya biaya.
– Dinda ditegur gurunya karena ia ketahuan menyontek.
– Dorman dipecat karena sudah bolos kerja selama seminggu.

Bahwa
– Ia tidak tahu bahwa sebenarnya yang mencuri uangnya adalah temannya sendiri.
– Rudi mengatakan bahwa Dani akan pulang.
– Ia tahu bahwa mencuri itu dosa.
– Ia berjanji bahwa ia akan mengembalikan uang yang dicurinya.
– Asep berkata bawha ia akan pindah rumah.

Sekian dari saya semoga bermanfaat bagi kita semua.....

Wassalamu'alaikum Wr Wb
BAGIKAN

Wahyu Krisna Wijaya

Hai, terimakasih telah berkunjung. Aku adalah pemilik blog sederhana ini, aku masih newbie. Tapi aku terus berusaha memperbaiki kekurangan dari blog sederhana ini, dan terus update artikel walaupun jarang ngeblog karena kegiatanku sebagai pelajar. Terus kunjungi blog saya ini ya, karena jika anda datang saya pun senang. Untuk kritik dan saran, bisa melalui kolom komentar ya...

  • Image
  • Image
  • Image
  • Image
  • Image
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 comments:

Post a Comment